Alasannews.com||Sintang, 23 Maret 2025 – Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di kawasan Kerangas, Dusun Sungai Aur, Desa Nanga Sepauk, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, diduga terus berlangsung tanpa tindakan tegas. Investigasi lapangan mengungkap bahwa aktivitas tersebut melibatkan ratusan set alat PETI yang beroperasi setiap hari di beberapa hamparan lahan.
Sumber investigasi menyebutkan bahwa lahan-lahan tersebut dimiliki oleh beberapa pihak berinisial AB, MN, dan JJ. Para pemilik lahan diduga menerima pembayaran uang muka sebesar Rp10 juta hingga Rp15 juta per set alat, serta cukai sekitar 1 gram emas per set alat per hari dari hasil aktivitas PETI.
"Ini jelas perbuatan yang melanggar hukum. Aktivitas ilegal ini bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga berpotensi melibatkan pencucian uang dari hasil tambang ilegal dalam jumlah besar," ungkap sumber investigasi media ini.
Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, pihak-pihak yang disebutkan tidak memberikan tanggapan. Sementara itu, ketika informasi ini dikonfirmasi ke kepolisian setempat, hanya disampaikan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti laporan yang ada.
Jika aktivitas PETI ini terus dibiarkan, dampaknya terhadap lingkungan akan semakin besar. Pencemaran air, degradasi lahan, dan potensi kerusakan ekosistem menjadi ancaman nyata bagi masyarakat sekitar. Selain itu, pembiaran aktivitas ini juga dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap sistem penegakan hukum dan regulasi lingkungan yang seharusnya ditegakkan secara konsisten.
Masyarakat setempat berharap adanya tindakan konkret untuk menghentikan aktivitas PETI yang berlangsung masif ini dan memastikan bahwa tidak ada pihak yang mengambil keuntungan dari praktik yang bertentangan dengan hukum. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak berwenang terkait perkembangan penanganan dugaan PETI di Sepauk, Sintang.
Sumber : Tim - Liputan
Redaksi
