Bukit gundul kebun warga jadi ancaman terjadi erosi keberadaan fasilitas air baku dan Sabodam Saluki Gumbasa Sigi. (Elkana/Alasannews.com)
ALASANNEWS.Palu: Keberadaan bukit gundul sebagai kebun warga disekitar fasilitas air baku dan Sabodam Saluki Kecamatan Gumbasa Sigi, dapat mengancam suplay mutu air baku yang telah dibangun dengan biaya dana Loan Asian Development Bank (ADB) dan JICA Japan masing-masing untuk dua paketl Rp 551,5 miliar Dan Sabodam Rp 39 miliar total Rp 590,5 miliar
Untuk menjaga mutu air baku yang sudah dibangun,guna mencegah sedimen dan debris pasir batuan oleh BWSS III Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dibangun sabodam dari dana Loan JICA Japan sebesar Rp 39 miliar.
Jika dihitung total keseluruhan dana dikucurkan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR untuk kepentingan masyarakat Pasigala cukup besar mencapai setengah triliun rupiah lebih.Jika tidak dibarengi pengawasan bukit disekitar yang merupakan kebun warga yang terkesan gundul bisa jadi ancaman fungsi dari fasilitas yang sudah dibangun itu sia-sia
Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III Dedi Yudha Lesmana mengatakan pihaknya sudah lakukan koordinasi pihak Pemda Sigi karena lahan bukit kebun disekitar fasilitas Air Baku maupun Sabodam itu milik warga perorangan.
"Untuk kesinambungan fasilitas dan mutu Air Baku juga Sabodam terancam dari sendimen debris pasir batuan maka perlu melibatkan Pemda setempat untuk membebaskan dan dicarikan lahan pengganti buat masyarakat pemikik lahan bercocok tanam yang ada ditebing/lereng sangat rawan longsor" kata Dedi Yudha Lesmana kepada Alasannews.com Sabtu (15/2/25)
Menurut Dedi sebaiknya lahan tersbut dibuat proteksi secara alami baik itu ditanami sistim reboisasi dengan jenis tanaman keras atau bisa juga dibuat proteksi yang natural menggunakan geonet.
Karman Konsultan Manajemen dan Pengawasan Proyek (PMSC) IRSl KSO PT Yachiyo Engginering konsultan pengawas paket proyek perbaikan sungai dan pengendalian sedimen di Sungai Saluki mengatakan bukit kebun warga disekitar sarana prasarana Air Baku serta Sabodam Saluki harus jadi perhatian guna mencegah terjadinya pendagkalan sungai akubat longsoran pasir dari lereng bukit.
"Jika tidak hal ini bisa jadi ancaman terjadinya pendangkalan sungai sebagai sumber air baku bagi kebutuhan masyarakat diwilayah Pasigala. Apalagi melihat dana cukup besar dikucurkan dari pemerintah BWSS III Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR melalui dana loan baik ADB maupun JICA Japan" kata Karman kepada Alasannews.com Sabtu (15/2/25). ***