Alasannews.com || Kuburaya , 10 Januari 2025 – Pabrik sawit BPG PKS 10 kembali menjadi sorotan masyarakat Dusun Harapan Baru, Desa Permata, terkait pengelolaan limbah yang dinilai mencemari lingkungan. Sejak 2018, pihak pabrik diketahui telah melakukan pembenahan saluran limbah dengan menutup saluran pembuangan langsung ke parit dan Sungai Kapuas. Namun, warga menduga limbah tersebut dialihkan ke sungai melalui saluran bawah tanah menggunakan pipa paralon.
Seorang warga Harapan Baru RT 1 RW 2, yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan keresahannya. "Selama bertahun-tahun, pencemaran ini terus terjadi, tapi belum ada tanggapan serius dari perusahaan. Pernah diadakan rapat bersama warga, tapi hingga kini tidak ada tindak lanjut," ujar warga tersebut.
Menurut informasi yang dihimpun, perusahaan sebelumnya berjanji memberikan kompensasi berupa uang tunai, air bersih, dan tempat penampungan air untuk warga yang terdampak limbah. Namun, hingga saat ini janji tersebut belum terealisasi. Kondisi ini menyebabkan warga semakin kehilangan kepercayaan terhadap pihak perusahaan.
Pencemaran limbah telah berdampak signifikan pada kualitas lingkungan di Dusun Harapan Baru. Warga mengeluhkan air sungai yang keruh dan berbau, sehingga tidak bisa lagi dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Aktivitas harian, seperti mencuci dan terganggu akibat kondisi ini.
"Kami berharap perusahaan lebih peduli terhadap masyarakat. Limbah ini bukan hanya mencemari sungai, tapi juga merusak kehidupan warga. Kami minta pemerintah dan pihak berwenang segera melakukan pengecekan," tegas seorang warga lain yang ditemui oleh tim media.
Hingga berita ini diturunkan, pihak perusahaan saat dikonfirmasi mengatakan "Hal ini pihak perusahaan sudah ditangani oleh team Legal sama Polsek setempat ya Pak,"Terang Humas Perusahaan BPG PKS.
"Namun Pihak Perusahaan belum memberikan klarifikasi resmi terkait tuduhan pembuangan limbah melalui saluran bawah tanah. Humas pabrik juga belum merespons keluhan masyarakat maupun permintaan wawancara dari media.
Warga Desa Permata kini menggantungkan harapan kepada pemerintah dan dinas terkait untuk mengambil tindakan tegas atas masalah ini. Mereka mendesak investigasi menyeluruh terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pabrik, serta penegakan hukum yang adil untuk melindungi masyarakat dan lingkungan sekitar.
“Kami hanya ingin keadilan. Kalau perusahaan benar mencemari lingkungan, mereka harus bertanggung jawab. Jangan biarkan masyarakat terus menjadi korban,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat.
Bersambung....
Liputan: Tim Media
Redaksi