Catatan: Elkana Lengkong (Redaktur Eksekutif)
PERANAN BWSS III dan BPJN Sulteng Kementerian PU untuk membangun infrastrukur di Provinsi Sulwesi tengah patut diapresiasi upaya kerja keras karena berdampak bagi laju pertumbuhan ekonomi daerah julukan seribu megalit ini.
Namun dibalik kerja keras kedua balai dibawa Ditjen Sumber Daya Air dan Ditjen Bina Marga Kementerian PU yang menangani infrastruktur baik bidang pengendalian sungai maupun pekerjaan jalan trans Sulawesi di wilayah Sulteng masih juga ditemui hal yang memprihatinkan terjadi kelambatan akibat dugaan kelalaian kontraktor penyedia tidak profesional dan kurang pengalaman dan diharapkan tahun 2025 tidak lagi terjadi.
Hal ini bila dipahami memang sebenarnya bukan kesalahan pihak BWSS III atau BPJN Sulteng sebab kedua instansi ini hanya melaksanakan hasil seleksi dari proses ditangani pihak BP2JK (Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi) terkait pemberian pekerjaan hasil lelang kontraktor penyedia. Namun sayangnya dalam awal pelaksanaan pekerjaan dilapangan ditemukan hal yang berbeda masih ditemukan hal dugaan perusahan kontraktor penyedia kurang profesional serta kurang berpengalaman yang berakibat terjadi kelambatan proses pekerjaan dilapangan.
Untung saja masing-masing baik Kepala BWSS III Dedi Yudha Lesmana ST MT dan Kasatker serta PPK tanggap. Begitupun Kepala BPJN Sulteng Dadi Murdadi ST,MT. Kedua pejabat ini dengan visi mereka miliki tak beralasan jika paket proyek yang sudah terlanjur kontrak harus terhenti ditengah jalan hanya akibat management kontraktor penyedia lambat dalam melaksanakan pekerjaan. Harus ada tindakan tegas dan jalan keluar dengan tekad agar paket proyek harus bisa selesai.
Seperti Paket River Inprovment Cedimen Countrol (RICC) Sistim Sabo Dam Gumbasa, Rogo, Pondo Dan Pulu Dibiayai Dana Loan JICA Japan Rp 164,093 miliar dikerjakan penyedia PT. Waskita plus mitra kerja sama oprasional (KSO) PT Medel Jaya Purnama dimulai 18 Juli 2023, dan sesuai kontrak awal berakhir 31 Desember 2024. Paket ini sebagai upaya pemerintah mengendali banjir dari sungai yang berpindah-pindah dan dapat mengangancam lahan pertanian warga dan juga permukiman penduduk dibantaran sungai.
Paket ini saat awal ditanganinya kondisi phisik memang progresnya lambat sehingga pihaknya perlu dicari solusi terbaik cara tepat dengan membenahi management penyedia proyek dilokasi mulai dari Proyek Manager (PM), tim tehnis serta mandor pekerjaan. Kelambatan pekerjaan paket proyek ini disoroti berbagai pihak. Namun kritikan itulah yang memicu optimisme pihak BWSS III sehingga paket ini terus dipacu dan mengalami banyak kemajuan signifikan. Dengan melihat progres phisik November capai 71 ,797 % dari rencana 74,810%, dengan deviasi minus 3,013%.
Sebelumnya PPK Sungai dan Pantai 1, SNVT PJSA Sulteng, BWS Sulawesi III Palu Hariadi Indra Mantong, S.T., M. Sc megatakan paket ini saat awal ditanganinya kondisi phisik memang progresnya lambat sehingga pihaknya perlu dicari solusi terbaik cara tepat dengan membenahi management penyedia proyek dilokasi mulai dari Proyek Manager (PM), tim tehnis serta mandor pekerjaan.
Manager Operasi PT Waskita Jaya Purnama (KSO) PT Medel Jaya Purnama H Purnomo Bramantyo, S.Sos menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan proyek Sabodam Pakuli, Kabupaten Sigi, sesuai target akhir Mei 2025. Proyek yang sempat mengalami keterlambatan ini kini terus digenjot agar rampung sesuai jadwal baru.
"Paket proyek River Improvement Sediment Control (RICC) Sistem Sabo Dam di Gumbasa, Rogo, Pondo, dan Pulu, yang dibiayai melalui dana pinjaman JICA Japan senilai Rp164,093 miliar, memang sempat tertunda akibat kendala cuaca. Namun, setelah pembenahan manajemen lapangan, progres pekerjaan terus menunjukkan peningkatan meskipun harus diperpanjang hingga Mei 2025," ujar Purnomo kepada Alasannews, Kamis (21/11/2024).
Kepala BWSS III Dedi Yudha Lesmana ST, MT mengatakan
untuk paket proyek ditangani pihaknya yang berakhir tahun anggaran 2024 tidak ada.
"Yang dibiayai dana ADB sudah selesai semua tahun 2024. Sementara paket proyek yang didanai JICA Japan semua akan berakhir ditahun 2025 karena telah dilakukan perpanjangan kontrak. Yang saat ini ditangani paket proyek River Improvement And Sediment Control In Saluki Sigi River Progres saat Capai 45% dibiayai murni APBN 2024/2025" kata Dedi Yudha Lesmana ST, MT kepada Alasannews Rabu (11/12/2024)
Kasatker SNVT Pelaksana Jaringan Sumber Air BWSS III H Muhamad Ismaun ST, MT kepada Alasannews Rabu (11/12/2024) menyebut selain proyek dibiayai JICA Japan yang diperpanjang akan berakhir tahun 2025, juga paket proyek Proyek River Improvement And Sediment Control In Saluki Sigi River Progres saat capai 45 % dikerjakan kontraktor penyedia PT GANESHA,dibiyai dana APBN murni Nilai kontrak Rp. 39 Miliar kontrak Mei 2024 berakhir 31 Desember 2025.
Berbeda Paket proyek preservasi jalan Tolitoli Si.ondou ditangani BPJN Sulteng yang hingga kini dalam sorotan masyarakat pengguna jalan. Karena poros jalan iini sesuai kontrak sudah dua tahun 2022/2024 dan harus selesai 31 Desember 2024 namun hingga kini ruas jalan Bambuan Lampadio saat curah hujan tinggi digenangi banjir membuat jalan becd, dan berlumpur sulit dilewati
Hal ini sangat memprihatinkan akibat pekerjaan paket proyek ditangani BPJN (Balai Pelaksana Jalan Nasional) Sulteng yang kini jadi sorotan publik terutama masyarakat pengguna transportasi jalan trans sulawesi Tolitoli Palu merasa hampir dua tahun mengalami kendala jakibat pekerjaan paket proyek preservasi jalan Tolitoli Silondou dikerjaksn PT AKAS diruas Bambuan Lampasio tak urung selesai.
Bahkan dugaan kualitas jalan dikerjakan patut dipertanyakan karena saat curah hujan tinggi hingga terjadi banjir mengge angi permukaan jalan menyebakan masih becek berlumpur sulit dilewati padahal sudah dua tahun dikerjakan dan kontrak akan berakhir 31 Desember 2024.
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Tolitoli Jemmy Yusuf menyoroti lambannya pengerjaan jalan poros Bambuan, Kecamatan Lampasio, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.
Dia memprediksi pekerjaan jalan di poros nasional tersebut tidak akan rampung hingga 31 Desember 2024.
"Kalau dilihat presentase volume pekerejaannya, tidak mungkin selesai 31 Desember 2024. Karena Belum ada jembatan Box Culvert, belum lagi hal lain yang dibutuhkan untuk penyelesaian jalan itu," jelas Jemmy Jusuf
Dikatakan proyek Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) itu merupakan nadi jalur distribusi pertanian dan perkebunan Kabupaten Tolitoli dan Buol.
Paket proyek preservasi jalan Tolitoli Silondou dibiayai dana APBN Tahun 2022-2024 sebesar Rp 261,318 miliar dikerjakan PT AKAS. Kondisi jalan trans Sulawesi di Dusun Bambuan Desa Ogomatanang Kecamatan Lampasio hingga kini masih dikeluhkan oleh masyarakat yang melintas karena jalan yang licin,berlumpur,serta tergenang air.
Kepala BPJN Sulteng Dadi Murdadi ST,MT mengatakan paket proyek preservasi jalan ini memang kontruksi nya adalah pileslabe seperti jembatan layang , saya sudah pelajari sejarah penanganan jalan ini.
"Karena saya masuk sulteng januari 2024. Berapa alternatif yang ada antara lain :1. Kontruksi pile slabe elvated road. 2. Timbunan ringan mortar busa. 3. Timbunan preeloading yang sedang di laksanakan. Dari ketiga ini memang dilakukan kajian dan pertimbangan terutama faktor biaya. Pile slab 50 miliar / km
Mortar busa 30 miliar / km, Pree loading 10 - 15 miliar/ km.
Kalau Bambuan panjang 3 km akan menghabiskan dana Rp 150 miliar hanya untuk 3 km , sedangkan paket kita Rp 250 Miliar dapat menangani panjang jalan 27 km bts kota Tolitoli-Silondou termasuk tanjakan pangi, itu kira-kira pertimbangan nya kemaren kenapa dinpilh kontruksi kayak sekarang" jelas Dedi Murdadi kepada Alasannews belum lama ini
Dikatakan metode konstruksi ini sebenarnya sudah banyak digunakan di jalan tol , memang waktu kontruksi cukup lama , mudah-mudahan hal ini dapat memberikan gambaran dan penjelasan terkait kondisi ruas jalan Bambuan Lampasio Tolitoli yang jadi pihaknya tekad harus selesai. Jika kontraktor penyedia tak selesaikan pekerjaan sesuai kontrak berakhir 31 Desember 2024 akan dimenai denda 1/1000.
Refleksi akhir tahun ini, agar tahun 2025 nanti sebagai tahun anggaran baru dibawa Presiden Prabowo Subianto yang lebih fokus pada pengawasan agar penanganan pekerjaan proyek terutama paket proyek infra struktur akan lebih baik.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar