Alasannews.com || Kubu Raya, 24 November 2024 – Pembangunan jembatan gantung di Desa Sungai Enau, Kecamatan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya, menuai protes dari masyarakat. Alih-alih mempercepat aktivitas ekonomi, infrastruktur ini justru menghambat mobilitas hasil perkebunan dan pertanian masyarakat dari empat desa di sekitar lokasi.
Subiyanto, salah seorang warga yang akrab disapa Bowo, menyatakan bahwa jembatan yang terlalu rendah di atas aliran sungai utama telah menyebabkan gangguan lalu lintas sungai. "Kami tidak menolak pembangunan, tetapi jembatan ini justru merugikan kami. Ketinggiannya tidak memadai sehingga banyak motor kelotok pengangkut sawit dan karet terjebak. Akibatnya, hasil panen membusuk sebelum sampai ke pasar," keluhnya saat diwawancarai.
Protes ini datang dari masyarakat Desa Padi Jaya, Desa Kubu Padi, Desa Retok, dan Desa Sungai Enau. Sungai yang selama ini menjadi akses vital untuk mengangkut hasil perkebunan kini terhalang oleh struktur jembatan yang dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Kondisi Infrastruktur Memprihatinkan
Selain itu, warga juga mengungkapkan keprihatinan terhadap kondisi fisik jembatan yang mulai menunjukkan kerusakan. "Pondasi jembatan sudah retak, bahkan penahan tali sling mulai tercabut. Ini menambah kekhawatiran kami terhadap keselamatan pengguna jembatan," tambah Bowo.
Dengan terbatasnya akses jalan darat, jalur sungai menjadi satu-satunya alternatif bagi warga untuk mengangkut hasil perkebunan seperti sawit dan karet. Namun, jembatan ini justru memperparah kesulitan warga. "Kalau jalur sungai tidak bisa dilewati, ekonomi kami lumpuh. Jalan darat pun minim dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua," ujarnya.
Seruan kepada Pemerintah
Warga mendesak pemerintah, termasuk Presiden Prabowo Subianto, untuk segera turun tangan menyelesaikan masalah ini. "Kalau jembatan ini memang tidak layak, lebih baik dibongkar saja. Kami tidak mau pembangunan yang justru menghambat kami," pinta Bowo mewakili aspirasi masyarakat.
Masyarakat berharap pemerintah dapat mengevaluasi kembali pembangunan jembatan gantung ini agar tidak menjadi penghambat aktivitas ekonomi. Selain itu, mereka juga berharap ada perhatian lebih terhadap pembangunan infrastruktur jalan darat yang lebih memadai untuk menunjang aktivitas warga di daerah terpencil.
Protes warga ini menjadi sinyal penting bagi pemerintah daerah dan pusat untuk memperhatikan pembangunan infrastruktur yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Tanpa evaluasi menyeluruh, pembangunan dapat kehilangan esensi utamanya, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sumber : Tim - Liputan
Red/ Gugun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar