Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mengenang Enam Tahun Lampau: Ketika Gempa Tsunami Dan Likuefaksi Itu Datang Tiba-Tiba Porak-Porandakan Negeri Ini Tapi Tuhan Menolong Kami!

9/28/2024 | 10:41 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-28T04:17:52Z

 



 Catatan : Elkana Lengkong


Hari ini mengenang enam tahun lampau Jumat 28 September 2018, peristiwa tragis tak akan terlupakan sepanjang masa.Kami sekeluarga itu bisa lolos dari maut bencana dasyat gempa 7,4 SR berakibat tsunami dan likuefaksi lumpur maut Jumat (28/9/2018) petang yang menewaskan korban ribuan jiwa.  


Jumat siang (28/9/2018) yang  saya ingat kami sekeluarga lagi santai dirumah kami di perumahan Tavanjuka Indah Palu Selatan. Terjadi dua kali gempa tektonik cukup kuat tercatat BMKG 5,1 SR. Kami anggap itu gempa biasa sebab gempa sering terjadi dan siang itu saya masih buat laporan live dengan Elshinta Radio. Dan istri saya saat itu lagi berada diruang tamu dan sore itu mau ke RS Samaritan Jalan Towua Palu untuk berdoa  bersama tim doa GBI ROCK Ministry kunjungan orang sakit dilantai 4 RS itu   


Jadi yang dirumah hanya saya dan dua anak sy. Saat itu sy lagi sibuk didepan laptop membuat naskah berita untuk halaman satu Koran Harian Nuansa Pos yang terbit Sabtu (29/9/2018) Tulisan hampir selesai dan lagi cari dokumen foto. Sebab setiap berita halaman satu harus menarik dan jadi isu terkini bagi pembaca! 


Saat itu anak saya yang perempuan sudah selesai mandi dan siap-siap untuk pergi ke gereja karena hari itu ada latihan tamborin di GBI ROCK Ministry Palu. Saat itu anak sy ini lagi tunggu motor digunakan mamanya baru ia akan ke gerja. Sementara anak sy yang laki (anak bungsu) lagi asyik main gitar di kamar. Jelang petang saat naas itu datang, dalam hitungan detik tiba-tiba suara gemuruh dan guncangan hebat mendera dan anak-anak sy berteriak!! papa!! gempa cepat keluar, mereka menarik sy dan kami berlari keluar rumah, sy berlari ikut keluar meskipun ada rak yang menghalangi dan menghantam lengan kanan, sy tdk perduli. Saya tidak perduli keadaan dalam rumah yang sudah brantakan


Sampai diluar rumah sudah banyak tetangga ikut berkumpul dan guncangan dan gemuruh cukup kuat itu berkali-kali kembali menguncang. Anak sy perempuan berteriak histeris menyebut "Darah Yesus" dan kami berdoa sementara yg beragama lain ikut berdoa dalam suasana dicekam ketakutan kami semua tidak lagi terlihat ada perbedaan keyakinan. Beberapa saat kemudian anak sy minta sy katanya Papa!!! ayo keluarkan mobil kita tinggalkan tempat ini! Saya takut air tsunami datang!! Ayo papa cepat!!! 


Lalu sy beritahu mereka berdua kalo kita pergi kasihan mama !! Langsung mereka telepon mamanya, dan rupanya mama mereka lagi terjebak di lantai 4 RS Samaritan yang berguncang seperti pohon yang tertiup angin deras.Bahkan sebahagian gedung RS itu juga telah berantakan. Namun karena Tuhan menolong istri saya yang saat itu pasrah jika memang sudah waktunya Tuhan. Namun Tuhan ternyata jawab doanya dan mereka selamat turun kelantai 1 yang sudah berantakan. Saat itu istri sy tidak langsung balik ke rumah, tapi masih sempat dengan gunakan motor mengantar temannya di jalan Tanjung Harapan Palu Selatan dan istri sy sepanjang jalan menyaksikan rumah-rumah yang roboh dan akhir kembali berkumpul bersama kami.


Dan saat itu guncangan kuat masih terjadi dan kami putuskan untuk tinggalkan tempat dekat rumah kami dan tidak perduli kondisi rumah kami dan kami sekeluarga meluncur ke rumah kakak sy di jalan Garuda Gang Mataram dan kami berkumpul tidur diluar rumah beratap langit biru dan lampu kistrik padam juga BBM kondisi di mobil 1 strip begitupun kendaraan sepeda motor. Namun anak sy yang perempuan dan laki masih trauma dan mereka maunya untuk segera tinggalkan kota Palu.


Apalagi ada teman baik anak perempuan sy satu sekolah di SMA Negeri 2 Palu yang tewas akibat lumpur maut bersama teman lainnya saat Bible Camp di desa Jonooge Biromaru Sigi. 


Mereka bertiga (istri dan dua anak sy);meskipun sudah dibelikan tiket pesawat komersial oleh anak sy di Manado tapi mereka nekat juga gunakan pesawat hercules dan puji Tuhan mereka berhasil dan saat itu mereka sudah berada di Manado. Yang tertinggal sy sendiri dan hari Jumat (6/10/2018) seminggu setelah peristiwa dengan pesawat komersial Wing Air sy pun ke Manado untuk menghilangkan traumatik yang menghantui jiwa kami. 


Sebagai jurnalis sy menengok Kelurahan Petobo dan Perumnas Balaroa Palu Barat yang ambruk dan tercium bau amis diduga dari mayat warga yang jadi korban gempa tsunami dan lumpur maut yang belum terevakuasi ada sekitar ribuan orang jumlahnya. Bahkan ada mertua dan anak dari cucu saya keluarga Sembiring Patodo yang jadi korban lumpur maut Petobo hingga kini belum ditemukan. 


Kota Palu dan sekitarnya jadi kota mati dan lumpuh perekonomiannya dan oleh Presiden Jokowi yang hebat itu datang benahi kota ini dan sekitarnya, sebab kalau tidak kota ini jadi kota yang tidak berfungsi dan terjadi hukum rimba, menjarah sejumlah swalayan, pertokoan bahkan tempat menjual HP dan bahkan menjarah BBM di SPBU. Saat ini tercatat ada sekitar 70 ribuan warga kota Palu telah hengkang dan puji Tuhan kami sekeluarga Tuhan tolong dan luputkan dari gempa sunami dan kumpur maut. 


Pasca gempa tsunami, likuefaksi (tanah longsor lumpur yg menghisap rumah2, pergeseran tanah) menelan korban ribuan jiwa yang saat itu banyak yg belum terevakuasi karna banyaknya bahkan sampai ada desa/kelurahan yang hilang tertimbun lumpur dan letak rumahnya sudah tidak ada.


Belum lagi saat itu mulai terjadi hukum rimba di sini. Sesama warga saat itu saling melukai hanya karena butuh makan/minum dan saling berebut BBM.Apalagi untuk kebutuhan pangan, air bersih (masih belum tersebar merata) keamanan rumah yg membuat warga masih takut tinggal di dalam rumah apalagi anak2 yang trauma (masih adanya gempa2 susulan sampai saat ini).


Untuk memperoleh satu botol bensin premium dapat diperoleh Rp 50 ribu/ botol ait mineral ukuran besar. Untuk dapatkan ait mineral ukuran gelas/ dos dengan harga Rp 100 rb/ dos. Belum lagi harga beras melonjak. Sehingga banyak warga lakukan pembongkaran beberapa toko swalayan.


Akses darat dan akses udara masih belum memadai.Yang bisa kami andalkan adalah berserah kepada Sang Pemilik Segalanya. Karena hanya DIAlah yang sanggup memberi kekuatan dan jalan keluar. Kiranya mereka yg di Palu boleh disehatkan sehingga bisa membawa semua ini menjadi kesaksian yang hidup tentang Sang Maha Kuasa


Setelah setahun setengah berada di kota Manado Sulut kami kontrak rumah di daerah Malalayang Satu Jalan Mogandi samping kost Abu Ela atas fasilitas anak sulung dan menantu sy  yang bekerja di Manado, Says dan istri balik ke Palu untuk memulai kehidupan suasana ekonomi kota Palu mulai bangkit dan terima kasih tak terhingga bagi GBI ROCK Ministry yang juga telah bantu lakukan perbaikan rumah tinggal kami.


Anak-anak kami tinggal di Manado bersama keluarga kami karena sudah kuliah dan sekolah di Manado. Namun begitu ekonomi kehidupan kami mulai perlahan berjalan merangkak, muncul pandemi covid 19. Tapi  Tuhan tetap menolong kami.


Tavanjuka Indah Tinggede 28 September 2024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update