Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Perbaikan Sungai Diwilayah Kota Palu Melalui Paket Proyek BWSS III Penanggulangan Tzunami Akan Mempercantik Wajah Kota Jadi Waterfront City

8/30/2024 | 13:36 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-30T06:36:37Z


ALASANNEWS, Palu: Selain jembatan Palu empat yang ambruk, juga perbaikan dilakukan sungai diwilayah kota Palu pasca bencana gempa tzunami, likuefaksi yang telah porak porandakan kota Palu (28/9/2018) enam tahun lampau. 


Dampak dari itu pemerintah lewat BWSS III Sulawesi Tengah Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR melakukan perbaikan sungai diwilayah kota Palu yang  bermuara di Teluk Palu. Paket proyek dibiayai dana Loan JICA Japan sebesar Rp 150 miliar melalui Ditjen Sumber Daya Air Kementeria PUPR


Paket proyek dengan nama River Improvement in Palu City Area ( Downstream of Palu River considering Tsunami Countermeasures, Ngia River, Kawatuna River) yang bermuara sungai Palu. Bagian muarat inilah sepanjang total 1.600 meter masing-masing terbagi 800 meter sisi kiri dan 800 meter sisi kanan akan ditata  sebagai Waterfront City 


PPK Sungai dan Pantai 1, SNVT PJSA Sulteng, BWS Sulawesi III Palu Hariady Indra Mantong, S.T., M. Sc megatakan paket ini adalah countermeasure likuifaksi (penanggulanan likuifaksi) dan bukan pengendali banjir jika melihat desain yang ada justru nantinya juga ditata sebagai salah satu landscape yang mencerminkan Kota Palu sebagai Waterfront City.


"Proyek ini tujuannya untuk untuk penanggulangan tsunami sungai yang berada wilayah kota Palu (Hilir Sungai Palu, Sungai Ngia, Sungai Kawatuna) bermuara ke Teluk Palu dan maaf bukan pengendali banjir, sebab pengendali banjir itu berada di hulu. Karena letak berada dimuara untuk itu  yang dikerjakan saat ini bagian dari muara" Hariady Indra Mantong, S.T., M. Sc kepada Alasannews Jumat (30/8/2024)


Menurut Hariady panjang paket proyek ini total 1.600 meter terbagi sisi kiri sungai 800 meter dan sisi kanan 800 meter. dibiayai dana Loan JICA Japan Rp 150 miliar  Namanya sungai ketika curah hujan tinggi tak bisa dibendung dan akan meluap. Untuk itu disebelah kiri kanan muara sungai Palu ini juga dibuat drainase untuk pembuangan air jika air sungai meluap. Kemudian paket proyek ini juga dari segi estetika butuh sebuah landmark yang membanggakan dan dapat mempercantik wajah Kota Palu


Terpisah M Fajar Wijaya Proyek Manajer (PM) kontraktor  penyedia PT Selaras Mandiri Sejahtera (SMS) mengatakan proyek mereka kerjakan adalah paket proyek countermeasure likuifaksi (penanggulanan likuifaksi) bukan paket proyek pengendali banjir. Sebab yang dikerjakan dibagian muara sungai sepanjang 1.600 meter, masing-masing terbagj sisi kiri sungai sepanjang 800 meter dan sisi kiri sungai 800 meter progres saat ini sudah mencapai 40,12%. 


Dikatakan kalau paket proyek ini pengendali banjir kota Palu tentunya berada dihulu sungai. Dan sesuai kontrak pelaksaan paket proyek ini sebenarnya berakhir Agustus 2024. Namun dalam pelaksanaan terjadi kendala selain curah hujan tinggi terjadinya banjir juga hal lain diluar perencanaan dilakukan perpanjangan hingga Juli 2025.


"Kendala saat kita lakukan pancang, sangat sulit sebab didasar sungai terdapat bronjong dan itu menyulitkan pekerjaan terutama mata boring. Terpaksa harus gunakan alat berat dikeruk dibongkar bagian dasar sungai guna memudahkan pekerjaan pancang dan juga menghindari pata mata booring. Pekerjaan inilah membuat harus ada perpanjangan waktu" kata M Fajar Wijaya kepada Alasannews Jumat (30/8/2024).


Begitupun di katakan Raisuli Sapara  konsultan pengawas PT Yachiyo Engineering Co, Ltd and Associated. Salah satu kendala dikedalaman tanah kita pernah mendapatkan mobil kemungkinan korban tsunami sebelumnya,  saat dilakukan boring. Kemudian lakukan penggalian di jalur pancang agar tidak ada ditemukan bronjong dan lain-lain yang menghalangi. Pemasangan guide beam. ( pengarah tiang pancang ) agar tetap di jalurnya. Dilakukan pre boring


"Proyek ini dikerjakan dalam pengawasan standar guna menjaga kualitas sesuai spesifikasi standar, semua matreal digunakan seperti tiang pancang pracetak standar SNI 1154-2016 Standad Prestress bersertifikat produksi PT Cakrindo Mas. Saat ini progres mencapai 40,12%, dan sesuai kontrak akan berakhir Agustus 2024. Namun ada perpanjangan kontrak hingga Juli 2025" kata Raisuli Sapara kepada Alasannews Jumat (30/8/2024)


Menurut Raisuli Sapara sejumlah kendala terjadi dilapangan yang menghambat pekerjaan termasuk curah hujan tinggi meluapnya sungai Palu namun pihak kontraktor tetap mengupayakan agar masa perpanjangan waktu hingga Agustus 2025 bisa selesai.


Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III Dedi Yudha Lesmana ST,MT mengatakan Pekerjaan Pengendali Banjir Sungai Palu dibangun untuk mengatasi banjir di sungai palu yang berdampak terhadap masyarakat khususnya di Daerah Lere, sekaligus melindungi Huntap Lere.


"Sisi lainnya nantinya selain pembangunan pengendali banjir berupa revetmen atau tanggul penahan banjir, akan dibangun juga pendestrian dan pengendali banjir tersebut nantinya berkonsep waterfront City yang akan mempercantik kota Palu, dimana akan dibangun juga landscape, jalan orang/pendestrian serta ruang terbuka hijau yang didalamnya ada menara pandang" kata Dedi Yudha Lesmana ST, MT kepada Alasannews Jumat (30/8/2024).


Lanjut Dedi, diharapkan Landscale dan RTH ini dapat dijadikan tempat masyarakat kota Palu untuk berkumpul, bersosialisasi, mengadakan event-event sekaligus menikmati pemandangan Sungai dan Muara Pantai membentang Teluk Palu.


Dalam RTH itu juga  menurut Dedi dibangun kolam retensi yang berfungsi menampung limpasan air hujan maupun air sungai yang melimpas sehingga diharapkan dapat mereduksi dan mengatasi banjir di sungai palu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update