Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pemerintah Daerah Diminta Ekstra Hati-hati Dalam hal Penggunaan Anggaran

8/08/2024 | 13:44 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-08T06:44:45Z

Ketapang, KALBAR, Alasannews.com -
Dalam beberapa tahun terakhir, serangkaian proyek infrastruktur telah diluncurkan oleh pemerintah daerah, menciptakan dampak positif pada berbagai aspek kehidupan masyarakat dan ekonomi masyarakat, salah satu fokus utama pemerintah daerah yakni meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas di seluruh wilayah yang dapat dilihat dari hadirnya berbagai pembangunan diberbagai sektor. Sebagai contoh, salah satu kinerja pemerintah daerah dalam hal pembangunan infrastruktur yang menjadi perhatian publik yakni pembangunan jalan dan jembatan diruas jalan Pelang-Tumbang Titi, Pembangunan Rumah Sakit Sandai serta diikuti pembangunan-pembangunan lain yang ada di Kabupaten Ketapang, KALBAR.(8/8).

Proyek ini menjadi salah satu dari proyek strategis yang nantinya akan memberi dampak dan manfaat bagi masyarakat Kabupaten Ketapang, namun ironinya pembangunan yang seharusnya sudah dapat dinikmati masyarakat, hingga kini masih jauh dari kata belum. Sejumlah proyek yang merupakan proyek strategis tersebut hingga kini masih mengalami berbagai problema/kemacetan atau lebih dikenal dengan istilah mangkrak. Fenomena ini tidak hanya menimbulkan ketidakpastian dalam hal pembangunan, tetapi juga menyoroti dalam tata kelola pembangunan. Ketika proyek-proyek ini menggantung dalam kebuntuan birokrasi atau masalah keuangan, adalah masyarakatlah yang seringkali menderita dan cenderung dirugikan.


Menyoroti fenomena mangkraknya berbagai pembanguanan di Kabupaten Ketapang, JUMADI Ketua Investigasi DPC-LAKI Ketapang saat diwawancara Awak Media, ia mengatakan berdasarkan hasil investigasinya dilapangan banyak kejanggalan-kejanggalan proyek baik yang didanai dari APBD maupun APBN mengalami keterlambatan, Jumadi mengaku belum mengetahui apakah keterlambatan ini disebabkan dari pelaksana kerja atau dari pemerintah daerah, salah satu contoh jalan dari Makam Pahlawan menuju arah Sukabangun banyak berlobang, sehingga mengancam keselamatan pengguna jalan, hingga kini belum ada perhatian dari pemerintah daerah, jalan Sungai Nanjung Kendawangan rusak parah dan telah terbukti menelan korban jiwa, bayi meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit akibat keterlambatan saat melewati jalan yang rusak, jalan Sungai Pelang Kepuluk yang akan dibangun dengan anggaran puluhan milyar tapi belum ada nilai yang positif, ungkap Jumadi. Ia berharap agar pemerintah daerah betul-betul serius dan ekstra hati-hati dalam hal pelaksanaan pembangunan agar mutu dan kualitas pembangunan sesuai harapan.

Sama halnya apa yang diungkapkan RUDI dari Lembaga GASAK Kabupaten Ketapang, berkaitan dengan pembangunan Jembatan Kepuluk sejak tahun 2021 dibangun, namun sampai saat ini belum selesai pelaksanannya, sehingga menjadi sorotan tajam dari berbagai elemen masyarakat dan kalangan LSM, “Dengan pembangunan ini yang seharusnya sudah bisa dinikmati masyarakat, namun kenyataannya pembangunan masih mangkrak dan tidak sesuai dengan harapan masyarakat Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat”. Tutur Rudi.

Hal senada juga datang dari SANDI Ketua DPC AMPUH Aliansi Pemerhati Lingkungan Hidup Kalimantan Barat, berdasarkan hasil investigasinya ia menyoroti mangkraknya pembangunan Rumah Sakit Sandai yang pembangunannya dimulai sejak 2021 hingga 2024 masih belum selesai dan terkesan ditelantarkan, ia menilai kontraktor pelaksana dan pemerintah daerah tidak bertanggung jawab dan kurangnya pengawasan dilapangan, hingga menyebabkan pembangunan rumah sakit ini asal-asalan. Terang Sandi. 

Dirinya meminta kepada APH agar mengambil tindakan tegas untuk mengusut tuntas atas kerugian negara yang mencapai milyaran rupiah.

Rasa kecewa juga diungkapkan sopir truck yang sengaja mengabadikan saat terjadi macet diruas jalan Pelang-Tumbang Titi. Jalan hancur, jika ada mobil yang tumbang maka seluruh kedaraan yang dibelakang juga mengalami macet, antrian kendaraan panjang berkilo-kilo, bisa berhari-hari baru tembus melalui jalur ini.

Fenomena jalan hancur dan berlobang sejatinya tidak hanya terjadi diluar kota, didalam kotapun masih banyak jalan yang berlobang, seperti misal Jalan Transito, ruas jalan ini sama sekali belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah, padalah kondisinya sudah sangat memprihatinkan, belum lagi jalan ini sering dilalui kendaraan berukuran besar yang melebihi tonase, semakin mempercepat kerusakan jalan. “Sering terjadi kecelakaan akibat jalan kecil dan berlobang”, tutur warga setempat, dan benar adanya saat Awak Media lakukan investigasi lapangan telah terjadi laka lantas, korban bernama Yanti warga Sukabangun alami luka ringan dan langsung mendapat pertolongan pertama dari warga sekitar.

“Kejadian seperti ini hampir setiap hari, kalau tidak senggolan sesama motor, ya jatuh sendiri karena ngerem mendadak untuk menghindari lobang, sampai kapan hal ini akan terus terjadi, kami berharap pemerintah tanggap dan segera mengambil inisiatif untuk melakukan perbaikan dan pelebaran terhadap ruas jalan ini.” ujar seorang warga yang enggan untuk disebut namanya.

Dalam konteks ini, penting bagi para pemangku kepentingan untuk mencari solusi mengatasi proyek-proyek yang masih mangkrak dan terkesan terjadi pembiaran, tentu saja, menemukan solusi untuk menghindari proyek-proyek yang mangkrak bukanlah sesuatu yang mudah. Diperlukan koordinasi yang baik antara pemerintah, pelaksana dan masyarakat. Selain itu, pemantauan yang ketat dan akuntabilitas yang kuat terhadap penggunaan anggaran dan pelaksana juga merupakan langkah penting untuk mencegah proyek-proyek yang mangkrak. Pola pengawasan dari berbagai unsur dapat membantu mengawasi kontraktor pelaksana, sehingga mudah mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin disengaja oleh kontraktor-kontrator luar yang nakal, sehingga merugikan masyarakat dan tentunya dapat mencoreng nama baik pemerintah daerah. 


(Dedi)
Editor/Gugun 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update