Palu, Alasannews.com - Keberadaan intake air baku Saluki Gumbasa Sigi yang pernah rusak total dihantam gempa tsunami likuefaksi 28 September 2018 oleh Ditjen Sumber Daya Air PUPR , BWSS III telah dilakukan rehab dan rekon sesuai progres akan selesai dikerjakan pertengahan bulan Mei 2024
Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III Dedi Yudha Lesmana ST, MT berharap untuk air baku Pasigala yang nantinya akan dikelola dengan konsep SPAM Regional UVETA, dimana SPAM Regional ini melayani dua wilayah yakni Kabupaten Sigi dan Kota Palu. Maka Pihak Pemerintah Provinsi Sulteng untuk segera membuat regulasi dan kelembagaannya/UPT nya. Sehingga pengelolaan Air Baku SPAM Regional Pasigala/Uveta dapat maksimal melayani Masyarakat di dua daerah itu.
"Dengan Kapasitas 600 liter/detik dapat melayani 60.000 SR untuk 20 tahun kedepan sehingga supply air bersih untuk masyarakat Kota Palu dan Sigi dapat terjamin. Ini yang di harapkan oleh Kementerian PUPR Ditjen Sumber Daya Air melalui Kegiatan Rehab dan Rekon Pasca Gempa" kata Dedi Yudha Lesmana ST, MT, Kepala BWSS III kepada koran berita Alasannews.com lewat pesan WhatsApp Minggu (21/4/2024).
Terpisah Kasatker SNVT Air Tanah dan Air Baku Elieser Palantik, S.T., M.T. menjelaskan
rekonstruksi dan peningkatan sistem jaringan Air Baku Pasigala (Palu, Sigi dan Donggala) untuk mengembalikan fungsi air penyediaan air baku dari Intake Saluki 2 x 330 liter/detik yang rusak akibat bencana gempa bumi dan likufikasi pada 2018 silam. Dan proyek ini diharapkan sesuai progres pertengahan Mei 2024 dengan kapasitas air baku 600 liter/detik akan selesai dikerjakan.
"Awalnya air baku Saluki sebelum gempa, intake hanya 330 liter/detik dan kini menjadi 600 liter/detik setelah direhab dan rekon dengan lingkup pekerjaannya mencakup Rehabilitasi Bendung dan kantong lumpur, konstruksi reservoar di area Bendung Saluki untuk cadangan jika terjadi banjir di Bendung Saluki " kata Kasatker SNVT Air Tanah dan Air Baku BWSS III Elieser Palantik, S.T., M.T. kepada koran berita Alasanews.com Senin (22/4/2024) lewat pesan WhatsApp
Menurut Elieser Palantik pekerjaan landscape bendung Saluki, pekerjaan jaringan pipa transmisi sepanjang 40,74 Km, pekerjaan Rumah Pompa Intake B GKn.42 di Sidera, pekerjaan Leaking Detection Management System (SCADA Air Baku Pasigala). Rekonstruksi dan peningkatan Sistem Jaringan Air Baku Pasigala hingga saat ini rata-rata progres realisasi penyelesaian konstruksi untuk Pasigala Paket 1 dan 2 sebesar 95,87% dan telah terhubung dengan WTP (Water Treatment Plant) Simoro dan WTP Oloboju dengan target selesai seluruhnya pada pertengahan Mei 2024
Dikatakan visitasi peningkatan sistem air baku untuk Huntap Duyu yang telah di selesaikan tahun 2023 dan telah di rasakan manfaatnya oleh masyarakat Huntap Duyu. Lingkup pekerjaannya pengadaan dan pemasangan pipa dan aksesoris, pekerjaan perlintasan jalan, pekerjaan flow meter chamber, pekerjaan hydrotest, Pekerjaan Jembatan Gantung, dan Rehabilitasi Sabo Dam telah selesai pengerjaannya.
Manager Proyek PT WIKA Sabdoyono ST, MT sebagai kontraktor penyedia proyek rehab dan rekon air baku Saluki Gumbasa mengatakan awal pelaksanaan pekerjaan proyek ini pihaknya mengalami kendala yaity penutupan jalan ke lokasi proyek oleh warga sekitar lokasi dan juga terjadi pencurian bagian dari pipa terpaksa harus diganti kembali.
"Namun berbagai kendala saat awal pekerjaan proyek ini terjadi penutupan jalan ke lokasi dan terjadi pencurian bagian dari sambungan pipa, bisa diatasi untuk bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak" kata Sabdoyono.
Pekerjaan dua paket proyek dibiayai dana Loan Asian Developmen Bank (ADB) masing-masing: Paket satu kontraktor penyedia : PT WIKA-Minarta KSO dengan nilai kontrak Rp 250.869.435.000 dan paket dua kontraktor penyedia PT Adhi-Nindya-BRP KSO dengan nilai kontrak Rp 300.702.020.000. Total dana keseluruhan dari dua peket ini Rp 551.571.455.000
Dari pantaun koran berita Alasannews.com dilokaai Rabu (17/4/ 2024) pembangunan proyek air baku Saluki Gumbasa yang dananya dibiayai lewat Loan Asian Development Bank (ADB) yang nilainya ratusan miliar rupiah, harusnya juga disertai sistim pengawasan lingkungan oleh Pemda Sigi terkait cegah perambah kawasan hutan lindung atau kebun warga yang jika dibersihkan hingga gundul disekitar lokasi air baku guna mencegah terjadi penurunan debit air. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar