Penulis Suleman Dj.Latantu
Buol, AlasanNews com. Pekerjaan rekonstruksi jalan ruas Momunu Air Terang di Kabupaten Buol yang laksanakan PT. Wahana Cipta Lestari tahun 2022 hingga 2024, terus menuai sorotan, terutama dalam hal penggunaan material batu lapis pondasi dasar (LPA).
Meskipun sebelumnya meterial LPA yang digunakan saat ini sudah melalui proses pemeriksaan dan uji kelayakan oleh tim laboratorium. Namun permasalahannya material LPA itu memiliki kandungan tanah yang cukup tinggi
Pantauan media ini dilapangan Rabu (22/11-2023) menunjukan pekerjaan jalan ruas Momunu Air Terang sepanjang 10 kilometer yang dibiayai APBD Propinsi Sulteng tahun anggaran 2022/2024 sekitar Rp 28 Miliar lebih itu, saat ini sudah dalam tahap pengaspalan Hotmix.
Dari 10 km panjang ruas jalan tersebut, saat ini baru sebagian diantaranya yang sudah dihotmix yang dimulai dari 2 arah berlawanan yakni arah selatan Desa Taluan Kecamatan Momunu dan dari arah Utara Desa Boilan Kecamatan Tiloan.
Anehnya, dalam pantauan media ini selanjutnya aspal Hotmix tersebut dihampar pada lapis pondasi atas (LPA), dan menyusul lapisan pondasi atas (LPA) yang sudah dihampar rata terlihat jelas memiliki kandungan tanah yang cukup tinggi.
Aspal Hotmix itu langsung dihampar rata diatas LPA menggunakan alat AMP. Namun timbunan LPA yang sudah diratakan itu, selain terlihat sangat tipis serta memiliki kandungan tanah yang cukup tinggi.
"Pekerjaan Hotmix memang rata rata seperti itu termasuk pada sebagian badan jalan yang sudah Hotmix" papar salah seorang tokoh masyarakat di wilayah itu.
Dikatakan dalam proses pelaksanaan pekerjaan jalan tersebut banyak permasalahan item yang menjadi sorotan. Mulai dari penggunaan meterial yang diduga tidak sesuai standar mutu dan kualitas hingga pada pekerjaan aspal Hotmix yang dinilai sangat janggal dan asal asalan", tuturnya
Melihat kondisi tersebut, lanjutnya dikhawatirkan akan berakibat terhadap kondisi ketahanan fisik jalan.
"Kalau begini cara kerjanya, kondisi dihotmix tidak bakal bertahan lama. Dan diprediksi kemungkinanya setelah 2 tahun diprediksi jalan itu akan hancur" ujarnya menambahkan" tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pekerjaan rekonstruksi Jalan ruas air terang momunu yang dikerjakan oleh pihak PT Wahana Cipta Lestari sepanjang 10 kilometer tahun 2022 s/d 2024 disoroti.
Sebuah sumber media ini menyebutkan, pekerjaan rekonstruksi jalan yang saat ini dalam tahapan pengaspalan diduga kuat menggunakan material lokalan yang dinilai tidak memenuhi standar kualitas terutama dalam hal penggunaan hamparan material LPA pada permukaan badan jalan yang diaspal
Material LPA berupa batu utuh yang telah dihampar pada permukaan badan jalan yang akan diaspal itu umumnya diambil dari sungai di Desa Air Terang
" Jadi material LPA yang digunakan itu diduga adalah meterial yang mereka olah sendiri di lokasi yang kandungan tanahnya cukup tinggi. Dan kemungkinanya material LPA yang mereka hampar pada pada permukaan jalan itu bukan batu pecah berkualitas asal Kota Palu " sebut sumber itu.
Dikatakan, terkait penggunaan material yang dihampar untuk LPA, tampaknya sangat jelas materil batu yang diambil dari sungai Air Terang itu kandungan tanahnya sangat banyak. Bahkan menurutnya batu meterial itu juga dinilai kualitasnya sangat tidak layak untuk LPB.
" Pada prinsipnya kita tidak bermaksud untuk usil. Hanya saja kita sebagai pengguna jalan tersebut sangat keberatan terhadap meterial yang mereka gunakan untuk alas hotmix" ujarnya kepada media ini
Selain itu menyusul soal hotmixnya, lanjut sumber itu campuran gorengan aspal yang digunakan itu rata rata hanya material jenis pasir dan tidak ada terlihat kandungan batu sprin halus yang telah digiling yang dicampurkan sekaligus saat penggorengan aspal dilakukan. Sebab kalau ada batu sprit pasti kelihatan ada pecahanya saat dilakukan penggorengan sekaligus dengan aspal itu. Tapi faktanya yang nama terlihat rata rata hanya pasir saja yang bercampur dengan aspal.
" Dan saya juga tidak tau mereka ambil dari mana pasir itu. Karena saya cek di Desa Balau mereka tidak pernah ambil pasir di Balau" tambahnya.
Batu sprit dimaksud lanjutnya adalah jenis pecahan batu kecil yang sudah digiling yang digoreng sekaligus dengan aspal. Dan yang terlihat umumnya hanya pasir saja.
"Jujur saya sangat prihatin jika sekiranya pasir yang digoreng itu tidak ada campuran batu sprinya. Dan untuk mengetahui apakah pasir itu bercampur dengan sprin atau tidak, itu memang sulit karena sudah terbungkus dengan aspal. Dan sebelumnya saya pernah cek, saya tidak pernah melihat pasir yang digoreng dengan aspal itu bercampur dengan batu sprinya" tuturnya meyakinkan
Sementara sebelumnya Kepala Bidang Pembangunan Jalan pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sulteng, Ir Asbudianto, M.Si mengatakan terkait material yang digunakan pada jalan ruas Momunu Air Terang sudah diperiksa oleh tim dari Laboratorium
" Jadi sebelumnya pemeriksaan dan pengujian material itu sudah dilakukan oleh tim laboratorium" ujar Asbudianto kepada media ini melalui chat Watshaf
Hal itu juga disampaikan PPTK rekonstruksi jalan ruas Momunu Air Terang Ir. Meidy Sumual, ST. MM kepada media ini beberapa waktu lalu di ruang kerjanya
Menurutnya, bahwa penggunaan material batu tersebut, sebelumnya semuanya sudah melalui pengujian di laboratorium. Dan meterial batu yang digunakan itu benar diambil dari sungai Air Terang. Dan selanjutnya dipecahkan dengan alat stone crusher yang ada di Base Camp. Nah salahnya dimana pak ?, ujar Meidy.
Sebagai informasi, biaya rekonstruksi jalan ruas Momunu Air Terang sepanjang 10 km di Kabupaten Buol adalah sebesar Rp 28 Miliar lebih yang bersumber dari APBD Propinsi Sulteng tahun anggaran 2022 s/d 2024, ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar