KETAPANG , Alasannews.com - Peresmian super meriah event Akbar Napak Tilas usai digelar, serta Opera Perang Kedang, acara Napak Tilas Perjuangan dan pembangunan budaya kabupaten Ketapang tahun 2023, secara resmi dibuka oleh kepala kejaksaan tinggi (kajati) Kalbar Dr.Drs., Muhammad Yusuf S.H.MH, bersama Bupati Ketapang Martin Rantan SH., M.Sos, diikuti jajaran frokopimda Kabupaten Ketapang, frokopimda Provinsi Kalimantan Barat, perwakilan kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif republik Indonesia dan tim musium rekor dunia Indonesia (MURI) di balai Sungai Kedang Ketapang, beserta seluruh jajaran pemerintah dan tokoh masyarakat Ketapang, tepat di Pondopo Bupati Ketapang.
Opening ceremoni ditandai dengan pemukulan senggayung oleh (alat musik tradisional dari bambu khas Kalimantan), lebih lanjut kajati Kalbar menuturkan, "Napak Tilas ini merupakan refleksi semangat dari para leluhur yang rela berjuang demi harkat martabat bangsa Indonesia, para pejuang tlah berikrar dengan tegas bahwa lebih baik mati dari pada dijajah", tegasnya.
"Semangat juang perang Kedang Tumbang Titi tahun 1914, yg dilakukan oleh Uti Usman dan Panglima Tentemak bersama kenduruhan bajir harus menjadi motivasi bagi masyarakat kabupaten Ketapang yang tlah menciptakan sejarah perjuangan dimasanya, dengan harapan rangkaian acara ini menjadi wahana untuk memelihara, melestarikan budaya serta kearifan lokal agar tetap lestari, dengan perkembangan pariwisata, UMKM, ekonomi kreatif di kabupaten kota Ketapang", ujarnya Kajati Kalbar dalam sambutannya.
Senada dengan Kajati Bupati Ketapang Martin Rantan SH., M.Sos, juga mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Ketapang agar mengikuti seluruh rangkaian acara dari awal pembukaan hingga berakhirnya acara 28 Oktober 2023.
Harapan Bupati Ketapang, dengan semangat juang perang Kedang Tumbang Titi 1914 ini agar bisa menjadikan momen persatuan bersama-sama membangun pembangunan kabupaten kota Ketapang yang lebih maju dan sejahtera.
"Secara langsung diucapkan oleh Bupati Ketapang dengan rasa terima kasih dan penuh semangat, serta rasa syukur atas kelancaran acara ini yang tlah menerima dukungan penuh dari berbagai pihak, khusus kepada para tamu undangan, panitia pelaksana, dan seluruh masyarakat yang sudah mendukung serta mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini selama berlangsungnya sampai nanti berakhirnya acara ini", imbuhnya Bupati Ketapang.
Rangkaian acara selanjutnya dengan penandatanganan perubahan nama pentas seni Pondopo dengan nama Balai Sungai Kedang, penandatanganan prasasti jembatan tanjung pura baru dan penapakan kaki sebagai tanda jejak prasasti Napak Tilas.
Rangkaian acara opening tamu undangan disambut dengan drama musikal penyambutan 9 etnis tari Dayak ajat temuai datai, tari selamat datang Melayu, tari yangge tianghoa, tari muang sangkal Madura, tari sungguh rawuh Jawa, tari tortor Batak, tari padduppa Bugis, tari panarimaan pasundan, tari Hedung Flores, dan paska sungguhan tari, para tamu undangan dijamu dengan petunjukkan Opera Perang Kedang, dimana pertunjukan ini ditampilkan bagaimana cara pejuang daerah menentang kebijakan Belanda dikala itu, blasting Belanda atau pajak.
Keesokan harinya, berlanjut dalam acara pecahkan rekor muri dengan hasil karya masyarakat kabupaten Ketapang, sebut Bupati.
Dengan mengenakan baju adat multi etnis sebagai proyeksi masyarakat Ketapang, sebanyak 6.311 penari pemecah mesium rekor dunia Indonesia (MURI).
Tarian legendaris masyarakat Ketapang yang ciptakan sejarah memenuhi kantor Bupati hingga sepanjang jalan S.Supratman dan sekitarnya, hingga dimaknai makan bersama ketupat colek khas Ketapang yang jua mencetak rekor muri.
Piagam Rekor MURI diserahkan langsung oleh direktur operasional rekor muri Yusuf Ngadri kepada Bupati Ketapang sebagai penyelenggara.
"Ir.Gusti Kamboja selaku ketua panitia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya seluruh penari yang mengikuti tarian terbaik", pungkasnya.
Teguh
Editor : Gugun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar