Catatan Perjalanan Manado Gorontalo Palu.
Trans Sulawesi sangat begitu penting membuka akses masyarakat ke berbagai daerah, sehingga akan meningkatkan kegiatan ekonomi.Jalan ini juga akan mempermudah akses masyarakat ke berbagai sumber daya alam, sehingga akan meningkatkan produksi pertanian, pertambangan, dan pariwisata. Terlebih guna meningkatkan pemerataan pembangunan yang akan memberi dampak meningkatkan akses masyarakat ke pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan, sehingga akan mengurangi kemiskinan.
Mengingat menggunakan penerbangan tarif tiket pesawat udara Manado Palu cukup mahal, warga bisa menggunakan transportasi alternatif menggunakan perjalanan darat mobil bus eksekutif antar kota antar Provinsi. Dan saya coba gunakan mobil bus eksekutif melintasi jalan Trans Sulawesi Manado, Gorontalo dan Palu sebagai jalur nadi perekonomian logistik masyarakat terlihat sudah terbenahi dan kalau ada perbaikan itu bagian masa pemeliharaan. Juga ada pekerjaan pelebaran jalan dan ada juga perbaikan guna mengatasi longsor saat musim hujan tiba.
Perjalanan Manado dari Terminal angkutan umum Malalayang tepat pukul 10.00 Wita menuju Terminal Mamboro Palu membutuhkan waktu 24 jam. Mobil Bus Eksekutif Harvest meluncur dengan mulus dan nyaman, di jalur Trans Sulawesi yang sudah terbenahi dan kondisi jalan aspal HRS (Hot Rolled Sheet). Karena mulusnya jalan tak terasa sekitar pukul 16.00 Wita mobil bus Eksekutif yang saya tumpangi telah sampai ditempat makan di desa Sangkup Bintauna Kabupaten Bolomong Utara.
Dari pemantauan penulis, bukan hanya bus penumpang angkutan umum atau mobil pribadi yang melintasi poros jalan ini. Tetapi sejumlah kendaraan mobil truck angkutan barang yang jumlahnya cukup banyak terus melintasi jalur Trans Sulawesi ini. Mobil truck ukuran 10 roda ini mengangkut logistik kebutuhan masyarakat.
Setelah memasuki wilayah Sulawesi Tengah, mulai dari perbatasan Molosipat, wilayah Moutong, mobil saya tumpangi berjalan dengan mulus dengan kecepatan normal untuk mengejar waktu buka tutup perbaikan lereng di poros Toboli-Tavaeli tepatnya di Kebun Kopi. Sekitar pukul 04.00 Wita kami sudah berada ditempat makan desa Palaza Parigi Moutong. Kemudian melanjutkan perjalanan dan tepat pukul 07.00 Wita mobil sampai di Toboli melanjutkan ke Palu, namun terpaksa parkir sekitar 2 jam diporos buka tutup Kebun Kopi.
Banyak masyarakat yang melihat perbaikan jalan di ruas Kebun Kopi dengan sebutan proyek abadi yang tidak pernah tanpa dikerjakan karena terjadi longsor. Bahkan dulunya di ruas jalan Trans Sulawesi ini dibangun dengan sistim cor beton, namun tak bertahan lama.
Tapi dari pengamatan saya ruas jalan Trans Sulawesi Kebun Kopi yang sedang tahap benahi ini, beda cara penanganan waktu yang lampau. Penanganan kali ini sangat kebih baik ada upaya pelebaran jalan, bahkan nampak ada tiang pancang ditepi jurang di pasang tujuan pemasangan tiang pancang untuk adanya pelebaran jalan
Membenahi ruas jalan Trans Sulawesi sebagai nadi perekonomian logistik khususnya diwilayah Sulawesi Tengah pihak BPJN XIV Sulteng dipimpin Arief Hidayat banyak melakukan inovasi bahkan sifat kerja-kerja dimiliki dalam membangun infrastruktur jalan trans sulawesi menyatukan nadi ekonomi logistik di Sulawesi lebih khusus wilayah Sulteng menjadi jalan dan jembatan mantap patut diberi apresiasi.
Kepala BPJN XIV Sulteng Arief Hidayat mengatakan ketika diberi amanah sebagai Kepala BPJN XIV Sulteng dengan pengalaman dimiliki akan berbuat yang terbaik. Dan itulah yang dilakukan pembenahan. Dikatakan kondisi jalan Trans Sulawesi di Sulteng lebar jalan ruas-ruasnya memiliki lebar 4,5 sampai 5 meter.
"Padahal di Permen 19 tahun 2021 yaitu 2 meter lebar bahu dan lebar jalan 7 meter. Mengingat kondisi jalan ditikungan, sangat mengganggu pengguna jalan terkait kendaraan kontiner dan mobil truk yang mengangkut logistik" kata Arief S Hidayat Kepala BPJN XIV kepads koran berita Alasannews.com lewat pesan WhatsApp belum lama ini.
Arief membenarkan pihak BPJN XIV Sulteng saat ini sedang melakukan upaya penanganan sejak tahun 2022 dan tahun 2023 ini untuk pelebaran jalan dengan mengcating beberapa bukit dan mencoba perbaikan pengendalian lereng saat beberapa kejadi terjadi hujan baik diruas kebun kopi, di Enu, di Gumbasa , maupun di wilayah Togolu Tentena Taripa Kabupaten Poso.
"Saya kira jika waktu lalu para pengguna jalan selalu tehenti akibat terjadi longsor dan dilakukan pembersihan. Dengan dilakukan penanganan oleh pihak BPJN XIV Sulteng masyarakat bisa menikmati adanya pelebaran jalan yang kondisinya sudah lebih baik atas kenyamanan lebarnya jalan dan ini bagian dari keselamatan saat berpapasan kendaraan berat kontiner maupun mobil truk dan bus penumpang" kata Arief.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar