Palu, Alasannews.com- Pakar Ekonomi Bisnis Universitas Tadulako Palu Dr M Ahlis Djirimu Ph.D mengatakan saatnya Pemkab Tolitoli harus melakukan transformasi dari monokultur Cengkeh ke Pangan dan Hortikultura.
"Saatnya Pemkab Tolitoli harus melakukan transformasi dari monokultur komoditas cengkeh ke pangan dan hortikultura berjangka pendek seperti jagung dan palawija" kata Dr M Ahlis Djirimu Ph.D Lektor Kepala Fakultas Ekonomi Bisnis Untad Palu kepada kantor berita alasannews.com Senin (25/9/2023) lewat pesan WhatsApp
Semua komoditas pertanian termasuk cengkeh menurut Ahlis Djirimu berhadapan dengan terms of trade atau nilai tukar perdagangan yang semakin lama semakin memburuk. Petani pasti tidak mendapat apa-apa, karena pertama, petani bukan penentu harga dan posisinya lemah. Kedua, pemerintah daerah tdak akan mendapt apa-apa bila pemberian ekspor barang/antar pulau dilaporkan di daerah lain.
"Pemda Tolitoli dan pemprov Sulteng dapat mengusulkn agar pengolahan cengkeh dalam bentuk bahan setengah jadi dilakukan di Tolitoli, dengan asumsi penyediaan listrik cukup" ujar Ahlis Djirimu
Menurut Ahlis Djirimu bagi petani, hukum alam menyebutkan bahwa elastisitas pendapatan atas cengkeh selalu inelatisitas atau di bawah 1, yang berarti, walaupun pendapatan petani naik, tetapi proporsi pendapatan tergerus oleh kenaikan harga.
"Artinya program lebih dititik berat kepada pangan. Masa covid mengajarkan pada kita, krisis muncul setiap h di hadapan kita, termasuk krisis pangan di depan mata sejak tahun 2010" kata Ahlis Djirimu
Bupati Tolitoli H Amran Hi Yahya mengatakan potensi daerahnya selain monokultur cengkeh juga dari sektor pangan, pertanian, perikanan kelautan cukup memadai untuk kesejahteraan masyarakat Tolitoli dibanding daerah lain.
"Pemda Tolitoli terus menunjang dengan berbagai program guna tingkatkan bidang pangan sebab itu bagian dari kehidupan dan merupakan mata pencaharian masyarakat sebagai petani, maupun nelayan," kata H Amran Hi Yahya
Dari pengamatan koran berita Alasannews.com kedepan daerah Tolitoli ini punya posisi strategis dengan adanya Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim.Termasuk daerah yang akan suplay kebutuhan pangan, hasil pertanian dan perikanan. Termasuk hasil pangan daerah tetangga, baik dari kota Raya Parimo, Kabupaten Puhowato Gorontalo dan sekitarnya akan gunakan jalur trans Sulawesi ke Tolitoli melalui pelabuhan Malala kemudian diantar pulaukan ke IKN di Kaltim. EL***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar