Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jalur Tangkap Nelayan Di Perairan Laut Mengkubung Dan Sekitarnya Kembali Dihajar Penambang Timah PIP Ilegal

9/29/2023 | 10:12 WIB | 0 Views Last Updated 2023-09-29T03:12:42Z

 

Bangka (Belinyu) - Perairan Laut  Mengkubung Belinyu dan sekitarnya di Kabupaten Bangka merupakan salah satu wilayah yang kaya akan potensi perikanan. Nelayan-nelayan setempat menjadikan laut sebagai mata pencaharian utama mereka, menggantungkan harapan hidup pada hasil tangkapan ikan. Namun, belakangan ini, potret damai mereka terusik oleh maraknya aktivitas penambangan bijih timah ilegal yang merambah wilayah penangkapan ikan. Para nelayan di Belinyu menganggap bahwa tambang ilegal ini mengancam penghidupan mereka, dan protes mereka semakin keras.

Seorang nelayan berusia 45 tahun, Eko, yang berasal dari Desa Riding Panjang Belinyu, mengungkapkan ketidakpuasannya kepada Kantor Berita Online Bangka Belitung (KBO Babel). Ia menggambarkan betapa aktivitas penambangan bijih timah menggunakan ponton isap produksi (PIP) telah merambah wilayah jalur penangkapan ikan para nelayan. Menurutnya, aktivitas penambangan yang berlangsung selama hampir sepekan ini mengganggu para nelayan saat mencari ikan untuk mencari nafkah.

Eko mengungkapkan, "Kami nelayan merasa sangat terganggu saat mencari ikan di laut. Sebab mau pasang jaring untuk menangkap ikan khawatir nanti terkena ponton tambang. Ini akan merugikan nelayan."ujar Eko, Selasa, (27/09/2023).

Dengan rasa frustrasi yang terus tumbuh, Eko dan beberapa nelayan lainnya dari Desa Riding Panjang Belinyu berencana untuk mengambil tindakan. Mereka bersumpah akan melakukan aksi pengusiran terhadap oknum penambang PIP yang beroperasi di wilayah mereka. Keberanian mereka ini muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap penambangan ilegal yang mengancam mata pencaharian mereka.

Ratusan Ponton Tambang Ilegal

Situasi semakin memanas ketika diketahui bahwa jumlah ponton tambang ilegal (PIP) yang beroperasi di sejumlah wilayah perairan Kecamatan Belinyu mencapai ratusan unit. Aktivitas ini tidak hanya mengancam para nelayan, tetapi juga lingkungan laut yang semakin terganggu akibat penambangan yang tidak terkendali.

Wilayah-wilayah seperti Pulau Batu Hitam, Pulau Padi, dan perairan Pulau Mengkubung menjadi saksi bisu dari kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh tambang ilegal. Para nelayan, seperti Eko, merasa bahwa pihak berwenang harus segera mengambil tindakan tegas untuk mengatasi masalah ini.

Nelayan Bersatu Melawan Tambang Ilegal

Eko tidak sendirian dalam perjuangannya melawan tambang ilegal. Dia mengungkapkan bahwa sekretaris kelompok nelayan asal Desa Riding Panjang Belinyu bersama para nelayan lainnya bersiap untuk melakukan aksi turun ke laut guna mengusir sejumlah oknum penambang PIP yang beroperasi di wilayah sekitar mereka. Mereka memiliki tekad kuat untuk membela mata pencaharian mereka dan melindungi lingkungan laut yang mereka andalkan.

Namun, Eko juga menyatakan bahwa mereka tidak hanya mengandalkan tindakan sendiri. Mereka telah mengirimkan himbauan kepada para oknum penambang dan meminta mereka untuk segera menarik PIP yang tersebar di wilayah penangkapan nelayan. Meski begitu, Eko menegaskan bahwa mereka tetap berharap akan adanya tindakan tegas yang dilakukan oleh aparat penegak hukum (APH) di daerah.

"Demi keberlangsungan mata pencaharian kami dan lingkungan laut yang kami cintai, kami berharap APH lebih tegas menindaknya," tegas Eko.

Koordinator Tambang : Kasim

Selama perjuangan mereka melawan tambang ilegal, satu nama mencuat ke permukaan sebagai sosok yang diduga menjadi koordinator dari aktivitas penambangan PIP ilegal di perairan Belinyu. Nama tersebut adalah Kasim, warga setempat yang juga diketahui menjadi ketua RT di lingkungan Mengkubung. Kasim, yang secara terbuka dikaitkan dengan aktivitas tambang ilegal, mengelak dan membantah tudingan tersebut ketika dihubungi oleh KBO Babel Group.

Kasim menjelaskan, "Malah saya telah merencanakannya, Rabu (27/9/2023) siang menggelar demo bersama nelayan lainnya terkait aktivitas penambangan ratusan PIP di wilayah perairan Belinyu ini."

Namun, rencana aksi demo tersebut tertunda karena mereka tidak dapat dicegah oleh pihak kepolisian daerah setempat, Polsek Belinyu. Bahkan, Kasim mengaku telah mendatangi kantor Polsek Belinyu untuk mendapatkan pengarahan dari petugas setempat.

Penyertaan Oknum Warga Lainnya

Selain Kasim, terdapat informasi lain yang mengindikasikan bahwa beberapa oknum warga lainnya juga terlibat dalam aktivitas penambangan PIP ilegal di perairan Belinyu. Salah satunya adalah oknum Kades (Kepala Desa) asal wilayah Kecamatan Sungailiat, yang juga disebut-sebut dalam keterlibatan ini. Aktivitas PIP ilegal di perairan setempat juga melibatkan sejumlah oknum warga lainnya yang diketahui bertugas mengkoordinir di Pospam PIP.

Meskipun informasi mengenai oknum-oknum ini telah dikumpulkan, mereka masih diupayakan untuk dikonfirmasi guna mendapatkan klarifikasi lebih lanjut.

Tidak Ada Tanggapan dari Pihak Berwenang

Saat situasi semakin memanas dan protes dari para nelayan semakin keras, Kantor Berita Online Bangka Belitung (KBO Babel Group) mencoba mengkonfirmasi langs

ung Kapolsek Belinyu, AKP Candra Satria Adi, melalui pesan WhatsApp (WA). Namun, mirisnya, AKP Candra Satria Adi justru tidak memberikan tanggapan alias 'bungkam' terhadap pertanyaan yang diajukan. Begitu pula dengan Kasat Polair Polres Bangka, yang juga belum dapat dihubungi untuk mendapatkan tanggapan terkait situasi yang berkembang.

Sementara itu, nelayan-nelayan Belinyu terus berjuang untuk melindungi mata pencaharian mereka dan lingkungan laut yang mereka cintai. Mereka percaya bahwa hanya dengan bersatu dan berani berbicara, mereka dapat memperjuangkan hak mereka untuk hidup dan bekerja dengan damai di perairan yang kaya akan sumber daya alam ini. Sembari menunggu respons dari pihak berwenang, para nelayan ini telah membuktikan bahwa mereka siap untuk mengambil tindakan demi melindungi apa yang menjadi sumber kehidupan mereka: laut yang indah dan ikan-ikan yang melimpah. (Sumber : KBO Babel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update