Ketapang KALBAR , Alasannews.com - Wakil Bupati Ketapang H.Farhan, SE., M.Si, menjadi inspektur upacara peringati hari berkabung daerah provinsi Kalbar, yang bertempat di halaman Kantor Bupati Ketapang.
Peringatan ini mengenang pembunuhan besar-besaran secara keji dan kejam yang dilakukan oleh tentara Jepang kepada para tokoh masyarakat, pemuka agama dan masyarakat, Kaun candikiawan, para pejuang pada tanggal 28 Rokugatsu 2604/tanggal 28 Juni 1944.
Dari kabar berita yang dimuat dalam surat kabar Jepang Borneo Shinbun 2604 atau tanggal 28 Juni 1944, disebut sebanyak 21.037 jiwa yang menjadi korban pembunuhan massal yang dikuburkan di 10 makam juang Mandor, yang sekarang terdapat di kecamatan Mandor kabupaten Landak.
Pada tahun 2007, pemprov Kalbar mengeluarkan perda no.05, tentang peristiwa Mandor, yaitu menjadi 28 Juni sebagai hari berkabung daerah provinsi Kalbar, dan makam juang Mandor dijadikan monumen daerah, serta didalam kesempatan ini Wakil Bupati mengucapkan rasa terima kasih kepada para peserta upacara yang hadir kebanyakan dari kalangan anak muda.
"Adapun harapan H.Farhan selaku Wakil Bupati Ketapang, kepada anak-anak muda agar tetap menghormati, serta menghargai pengorbanan para pejuang-pejuang terdahulu , yang sedia berkorban melawan atas kekejaman tentara Jepang , khususnya kepada para pejuang Kalimantan barat", ucapnya.
"Lanjut, pesan saya kepada para muda mudi penerus masa depan bangsa agar dapat memaknai nilai semangat bagi para pejuang, mengimplementasikan dengan cara membangun daerah secara keseluruhan untuk Negara Republik Indonesia, serta nilai kebersamaan pejuang terdahulu sangatlah penting untuk dipetik, kemajemukan perbedaan menjadi kekuatan besar dengan saling mencintai, menghargai, menghormati antar sesama, sebab para pahlawan terdahulu pada tahun 1942-1944 tidak mengenal perbedaan, semua sebagai potensi anak bangsa Indonesia", tuturnya kembali.
"Adapun tambahan yaitu, sekali lagi saya berharap kepada anak muda di Kalimantan barat khususnya, harus berjuang membebaskan diri dari penjajahan Jepang dan Belanda, dengan nilai perbedaan itu dijadikan sumber kekuatan besar bagi kita, sebab kita adalah satu bhinika tunggal Ika", tutupnya Wakil Bupati.
Teguh
Editor : Gugun