ALASANnews, Sidoarjo. --
Komandan Lanudal Tanjungpinang, Kolonel Laut (P) Rivai menggelar coffee morning bersama dengan sejumlah awak media TV, Cetak, Online dan RRI di Mako Lanudal Batu 12 Tanjungpinang, Kamis (15/7/2022).
Acara yang dikemas santai namun penuh makna itu merupakan ajang silaturahmi Danlanudal Kolonel Laut (P) Rivai dengan awak media dari berbagai media massa baik koran cetak, TV lokal, TV nasional, maupun media online serta radio. Selain sebagai ajang silaturahmi, Danlanudal juga mengajak kalangan pers untuk sama-sama menjaga wilayah teritorial di Provinsi Kepri ini.
Sebagaimana diketahui, Kepri merupakan beranda atau halaman depan Indonesia yang berbatasan dengan berbagai negara, dan paling dekat adalah Singapura dan Malaysia. Kolonel Rivai pun menggugah niat dan kesadaran para jurnalis agar lebih dalam mengenal dan mengetahui tentang kedaulatan negara Indonesia di perbatasan ini.
Seperti perbatasan Indonesia dengan Singapura yang paling terkenal itu adalah Pulau Nipa. Untuk lebih mengenal perbatasan negara, maka Danlanudal pada kesempatan berikutnya akan mengajak wartawan untuk ikut patroli.
“Kita punya pesawat. Wartawan akan kita ajak nanti ikut patroli. Jadi, wartawan bisa melihat wilayah teritorial kita. Bisa melihat daerah perbatasan kita,” ungkapnya. Pemahaman tentang kedaulatan negara dan wilayah teritorial sangat diperlukan jurnalis sebagai corong informasi kepada masyarakat.
Semakin dalam wartawan mengetahuinya, maka berita-berita yang akan disampaikan ke masyarakat pun tersampaikan dengan baik dan benar. Pemahaman bersama seperti ini sangat dibutuhkan negara dalam menjaga kedaulatan wilayahnya. Ia mencontohkan Singapura telah berhasil mengajak warganya untuk sama-sama menjaga kedaulatan wilayahnya.
Ketika pihaknya melakukan patroli dan melewati batas negara Indonesia, tim jaga dari Singapura langsung datang dan menyuruh mereka keluar dari wilayah Singapura. “Hanya dalam beberapa menit saja, mereka sudah tahu. Itulah karena ada warganya yang melihat kita di sana dan langsung diberutahukan ke pihak patroli perbatasan,”
“Tim patroli mereka bergerak cepat. Kita berharap masyarakat Indonesia yang ada di perairan Kepri ini juga demikian, agar langsung melapor jika melihat ada kapal asing yang masuk wilayah teritorial kita,” Kalau masyarakat tidak mengerti tentang apa itu kedaulatan dan berdaulat, mereka tidak akan tahu apakah wilayah Indonesia sudah dimasuki kapal asing atau tidak. Padahal, ini sangat penting menjaga kedaulatan,” ungkapnya lagi.
Setelah berbincang ringan tentang wilayah teritorial Indonesia,Kolonel Rivai juga membuka kenangannya bersama awak media tahun 2005 saat mulai bertugas di Tanjungpinang. Waktu itu, jumlah wartawan tidak sebanyak saat ini. Mereka sering ngopi bareng di kedai kopi. Saking dekatnya dengan awak media, pejabat lain sering kecarian kemana semua wartawan hari itu. Padahal sudah ngopi bareng dengannya.
Padahal, mereka cuman ngopi gitu aja di kedai kopi. Tidak cerita apa-apa. Tidak jumpa pers. Tidak ada info. Cuman ngopi-ngopi biasa layaknya di kedai kopi. “Kadang pejabat lain nanya, kok kemana semua wartawan. Satu pun tak nampak. Padahal sudah ngopi sama saya di sini (Batu 12). Waktu itu kami sangat kompak,” tambahnya.
Sampai saat ini, dia masih menyimpan nomor kontak beberapa wartawan senior di Tanjungpinang ini. “Sudah berganti-ganti media, meski orangnya sama. Kami masih jaga persahabatan,” “Mohon maaf, saya sudah beberapa kali pindah tugas dan kini kembali ke Tanjungpinang, namun belum bisa bertemu seperti ini. Mudah-mudahan ke depan kita bisa ulang kebersamaan seperti yang dulu,”
“Kalau misalnya kawan-kawan ingin ngopi, ayok, di kedai kopi mana kita ngopi bareng. Kita bisa ngobrol santai di kedai kopi,” bebernya. Wartawan juga berharap demikian. “Kalau di ruangan ini segan Dan (Komandan) merokok. Padahal, ngopi tanpa rokok rasanya hambar. Kalau di kedai kopi, kita bisa sambil merokok, sambil bincang santai,” ujar salah s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar