Gorontalo, alasannews.-- Sekretaris Barantan, Wisnu Haryana, selaku Penanggung Jawab Pengawalan dan Monitoring Ketersediaan dan Harga Bahan Pangan Pokok untuk Provinsi Gorontalo telah mengunjungi beberapa lokasi pasar dan supermarket untuk memantau ketersediaan dan harga bahan pangan pokok di Gorontalo.
Kunjungan ini turut didampingi oleh Satgas Pangan DKP Gorontalo, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Gorontalo, Dinas Kelautan, Perikanan, dan Pertanian Kota Gorontalo, dan Kepala Karantina Pertanian Gorontalo.
Untuk meninjau kondisi pasar, Wisnu menyambangi pasar Sentral, pasar Jembatan Jodoh dan pasar Liluwo di Kota Gorontalo. Melalui Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) grafik harga bahan pangan pokok masih dalam batas kendali aman.
Menurut Wisnu, dari hasil diskusi dengan para pedagang, diketahui ketersediaan dan harga bahan pangan utama seperti beras, telur, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai keriting, cabai hijau, daging sapi, daging ayam, serta aneka sayur masih dalam kondisi yang aman.
"Khusus untuk beras, dari perkiraan kebutuhan sebesar 2.436 ton, stok yang tersedia 6.676 ton. Jadi sangat cukup," terang Wisnu melalui keterangan tertulisnya, Selasa (19/4).
Barantan Fokus Kawal 12 Bahan Pokok di Sulawesi
Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang meminta seluruh jajarannya bersama pemerintah daerah di seluruh provinsi yang ada di Indonesia untuk melakukan pengawalan dan monitoring ketersediaan pangan dan harga 12 bahan pokok.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) bersama dengan empat jajaran tinggi pratama di lingkup kantor pusat Barantan dan seluruh jajaran Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian di Pulau Sulawesi turun langsung ke lapangan dan mengawal ketersediaan serta harga 12 bahan pangan pokok.
Selain untuk menjamin ketersediaan bahan pangan pokok selama Ramadan dan jelang Lebaran tahun 2022, sesuai dengan tugas pokoknya, jajaran Barantan juga menjamin kesehatan dan keamanan serta kelancaran distribusi bahan pangan.
Sebagai informasi, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, AM Adnan menjadi penanggung jawab program yang sama di Provinsi Sulawesi Utara. Untuk Provinsi Sulawesi Tengah, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, Junaidi menjadi penanggung jawab programnya dan Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Wisnu Wisesa Putra mengawal dan melakukan monitoring ketersediaan dan harga bahan pangan pokok di Sulawesi Barat.
Saat ini hingga masa libur lebaran nanti Kementan terus memonitor harga dan ketersediaan bahan pangan pokok di 34 provinsi setiap minggunya.
"Dengan pemantauan yang dilakukan secara terstruktur ini maka akan didapat data. Jika jika diperlukan langkah intervensi dalam pendistribusian satu komoditas dari daerah surplus ke daerah defisit dapat segera dilakukan.," papar Bambang.
Ketersediaan bahan pangan dan kestabilan harga ke-12 bahan pokok menjadi akhir dari tujuan program ini, tutup BambangBambang. Pratiwi madi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar