Jakarta, Alasannews.- Raden Ajeng Kartini lebih dikenal dengan tokoh emansipasi perempuan di Indonesia. Ia lahir pada 21 April 1879 di Jepara.( Jakarta 21/04/22)
Dalam rangka memperingati hari Kartini , awak media berkesempatan berbincang bincang dengan sosok wanita pengiat sosial, jurnalis dan seorang pendidik Yuliana , yang sudah sering tampil di media sejak 2019 dan aktif di salah satu ormas bela negara , sebagai sekwil FKBN DKI dan bendum Ramai Foundation.
Menurutnya emansipasi adalah Suatu bentuk usaha yang dilakukan demi mendapatkan kesetaraan hak serta derajat dalam berbagai macam bidang. Salah satu jenisnya yaitu emansipasi wanita. contohnya seorang wanita diajak untuk mengambil sebuah keputusan.
Salah satu bentuk emansipasi wanita di jaman era digital ini seharusnya melibatkan perempuan dalam setiap pengambilan keputusan, tak hanya suara laki-laki saja yang didengarkan, wanita pun juga turut memiliki andil dalam mengambil keputusan untuk memberikan kontribusi ujarnya.
Disini Yuliana berpendapat bahwa hilangkan kesetaraan antara pria dan wanita walau kadang sepertinya pemahaman yang satu ini sangat sulit untuk dihilangkan. Sejak jaman dahulu, wanita sudah diwajibkan untuk mengurus rumah. ujarnya
Gerakan-gerakan emansipasi ini terus dilakukan hingga saat ini, namun, di era digital ini seharusnya kita sudah menghilangkan istilah pekerjaan rumah tangga yang hanya dilakukan oleh perempuan saja.
Selain itu, emansipasi wanita sebaiknya terus dilakukan demi memberi ruang yang sama bagi setiap wanita, salah satunya yang telah dilakukan oleh Kartini. RA Kartini merupakan seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia yang menjadi salah satu sosok pejuang hak-hak dasar wanita tuturnya .
Menurut Yuliana sebaiknya berikan Kesempatan Pada Perempuan Sebagai Pemimpin, seperti jaman sekarang, sebagai
bentuk emansipasi wanita di era digital lainnya yakni bisa diwujudkan dalam memberikan kesempatan bagi para perempuan menjadi pemimpin. Tak jarang, dari kebanyakan orang yang masih memiliki opini kalau perempuan tidak bisa atau ada yang dilarang untuk menjadi seorang pemimpin. Padahal, sudah banyak juga para sosok perempuan di Indonesia yang bisa diandalkan menjadi seorang pemimpin.
Nah untuk wanita Indonesia, harus berani dan berkarakter untuk dapat mewujudkan impiannya , karena emansipasi wanita adalah bagian dari bela negara pungkasnya di akhir wawancara .ana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar