Lampung, AlasanNews.
Yahya Cholil Staquf atau dikenal Gus Yahya mengungguli petahana Said Aqil Siradj, dalam voting pemilihan bakal calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dalam Muktamar NU ke 34 di Lampung pada Jumat (24/12/2021) dinihari. Gus Yahya unggul setelah meraup 327 suara.
Sedangkan petahana Said Aqil Siradj memperoleh 203 suara. Selain itu, Gus Yahya juga mengungguli Mantan Wakil Ketua Umum PBNU periode 2010-2015 As’ad Said Ali, dalam perebutan bakal calon Ketua Umum PBNU yang hanya meraih 17 suara.
Melansir dari pantauan Lampungpro.co, suara antara Said Aqil Siradj sempat saling kejar-kejaran dengan Yahya Cholil Staquf atau dikenal Gus Yahya. Sementara untuk suara As’ad Said Ali tertinggal jauh dari Said Aqil dan Gus Yahya.
Untuk selanjutnya kedua bakal calon yang unggul di putaran pertama, diminta untuk menyatakan kesanggupannya maju sebagai calon Ketua Umum PBNU, sebelum akhirnya dilaksanakan pemilihan putaran kedua. Kemudian keduanya menyatakan siap untuk maju sebagai calon Ketua Umum PBNU.
Sementara untuk Rais Aam PBNU telah diamanahkan kepada KH. Miftahul Akhyar, melalui musyawarah mufakat sembilan anggota Ahlul Halli wal Aqdi (Ahla). Diharapkan Rais Aam kedepannya bisa fokus dalam pembinaan dan pengembangan NU.
Dari rapat pleno Muktamar NU ke 34 ini, turut mengumumkan sembilan ulama dari berbagai wilayah di Indonesia terpilih sebagai anggota Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa). Sembilan ulama tersebut yakni KH Dimyati Rois dengan 503 suara, KH. Ahmad Mustofa Bisri dengan 494 suara, da KH Ma’ruf Amin dengan 458 suara.
Kemudian KH Anwar Manshur dengan 408 suara, TGH Turmudzi Badaruddin 403 suara, KH Miftachul Akhyar 395 suara, KH Nurul Huda Jazuli 385 suara, KH Ali Akbar Marbun 309 suara 309, dan KH Zainal Abidin 272 suara. Pimpinan sidang Pleno III, Prof Muhammad Nuh menegaskan, hasil tabulasi usulan nama-nama Ahwa di atas oleh PCNU dan PWNU se-Indonesia berdasarkan urutan suara terbanyak.
Sembilan anggota Ahwa tersebut diusulkan oleh muktamirin, peserta Muktamar yang mewakili Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), dan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU).
red / dbs.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar